MAKALAH BISNIS MODEL CANVAS (BMC)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat
yang semakin lama semakin bertambah, tentunya para masyarakat harus berusaha
untuk mendapatkan kebutuhannya sehari-hari yang sangat mendesak. Namun dengan
berkembangnya teknologi yang saat ini semakin maju maka masyarakat pun sudah
tidak begitu khawatir. Banyak masyarakat yang sudah memanfaatkan teknologi yang
berkembang untuk membuka lahan pekerjaan seperti berbisnis. Dalam memulai
berbisnis tentunya harus mengetahui bisnis apa yang ingin anda jalani dengan
mengetahui bisnis yang ingin anda geluti maka anda harus mengetahui seluk beluk
yang terdapat dalam bisnis anda. Banyak
alasan mengapa masyarakat jaman sekarang mengutamakan dan mencoba untuk
berbisnis, salah satunya Sejak munculnya praktik e-commerce, model bisnis
menjadi salah satu konsep yang paling menonjoldi antara konsep-konsep manajemen
yang lain. Hadirnya e-commerce membuat para praktisi bisnis mengubah total
model bisnis lama menjadi model bisnis baru yang lebih sesuai. Penyebab utama
kepopuleran model bisnis adalah karena ditengarai banyak organisasi yang
tumbuh pesat karena kemampuannya menciptakan model bisnis yang tepat. Hal
yang paling penting diutamakan dalam berbisnis adalah mencari keuntungan yang
sebanyak-banyaknya. Namun tak dipungkiri bahwa keadaan ekonomilah yang memaksa
mereka untuk berusaha memenuhi kebutuhan mereka masing-masing. Keadaan ekonomi
yang memaksa mereka untuk aktif dan bertindak mencari penghasilan yang didapat
melalui cara berbisnis. Namun, ada juga para pegawai yang menjalani bisnis
karena alasan usaha sampingan. Banyak keuntungan yang bisa didapatkan dalam
berbisnis namun juga bukan hanya keuntungan yang didapatkan tapi kerugian pun
juga bisa kita dapatkan dalam memulai suatu bisnis. Meskipun dalam berbisnis
ada hal negatifnya, namun kita tidak boleh menyerah untuk melakukan suatu
bisnis. banyak masyarakat yang berfikiran bahwa dengan memulai usaha bisnis
maka mereka harus mempunyai modal yang sangat besar, namun mereka salah. Dalam
memulai suatu bisnis anda tidak memerlukan modal yang cukup besar,
yang anda perlukan adalah suatu keberanian dalam menanggung resiko yang akan
anda hadapi jika anda mengalami suatu kerugian dalam bisnis anda.
Di era persaingan usaha yang semakin
berkembang pesat dan beraneka ragam, ini kita dituntut untuk bisa
menciptakan peluang usaha kecil menjadi peluang besar. Dengan
mengikuti perkembangan sikap customer yang bervariatif. Hal ini menuntut kita
untuk menciptakan suatu inovasi baru dan bisa memuaskan kebutuhan masyarakat.
Pada kehidupan yang modern ini masyarakat cenderung membutuhkan sesuatu yang
instan, maka tidak heran banyak sekali bermunculan produk – produk instan.Untuk
mewujudkan itu semua kita membutuhkan perencanaan yang matang agar usaha yang
kita bangun dapat terwujud dan berkembang sesuai harapan kita dan sejalan sesuai
koridor. Maka dari itu kita harus merencanakan apa saja yang kita perlukan,
bagaimana perencanaannya?, prosesnya?, Bisnis model kanvas akan mennggambarkan
dengan jelas.
Model bisnis merupakan sesuatu yang
menggambarkan dan menjelaskan mengenai bisnis Start –Up itu sendiri dengan
tujuan agar bisa membantu dalam melakukan pertimbangan perubahan dan kemajuan
bisnis secara professional. Model bisnis yang dipaki kali ini adalah Businnes
Model Canvas (BMC) yang dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur.
BMC merupakan satu alat untuk membantu kita melihat lebih akurat
bagaimana rupa usaha yang sedang atau kita jalani. Dalam model
bisnis ini pun mengubah konsep model bisnis yang pertamanya rumit menjadi
sederhana. Dimana terdapat kerangka bisnis (BMC), dan cara merumuskan ide
Bisnis BMC. BMC disajikan dalam bentuk selembar kanvas
berisi Sembilan element (kotak) yaitu : Customer Segments, Value
Proposition, Channel, Customer Relationsip, Revenue Stream, Key Resourcess, Key
Activities, Key Partnership, Cost Structure.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa Pengertian dari
Business Model Canvass (BMC) ?
2.
Bagaimana Kerangka
Business Model Canvass (BMC) ?
3.
Bagaimana Merumuskan Ide
Bisnis BMC?
1.3
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian
dari Business Model Canvass (BMC).
2.
Untuk mengetahui kerangka
Business Model Canvass (BMC).
3.
Untuk mengetahui
cara merumuskan ide bisnis BMC.
BAB II
BUSINESS MODEL CANVAS
2.1
Pengertian
Business Model Canvas
Business Model Canvas pertama
kali dikembangkan oleh Alexander Osterwalder dalam bukunya yang berjudul Business Model
Generation. Dan dalam buku Business Model Generation ini,
Alexander Osterwalder mencoba menjelaskan sebuah framework sederhana untuk
mempresentasikan elemen-elemen penting yang terdapat dalam sebuah model bisnis
secara sederhana dan mudah dimengerti. Intinya bahwa model bisnis itu terdiri
dari 9 elemen yang disebut sebagai 9 building blocks.
Business Model Canvass adalah sebuah alat ( tools ) yang digunakan untuk
mensederhanakan konsep model bisnis yang rumit dan kompleks agar dapat
dimanfaatkan oleh sebuah organisasi / wirausahawan untuk membuat,
mendiskusikan, dan memahami sebuah model bisnis dengan lebih sistematis.
Dalam salah satu referensi
menyebutkan pengertian Model Bisnis Kanvas adalah sebuah management startegi
bisnis yang memungkinkan kita untuk menggambarkan, mendesain kemudian
mengerucutkan beberapa aspek bisnis menjadi satu strategi bisnis yang utuh.
Jika dilihat sepintas, sebenarnya alur model bisnis kanvas nampak cukup
sederhana. Secara garis besar, alurnya mengalir dari satu elemen bisnis menuju
elemen penting berikutnya.
Beberapa
cara penggunaan BMC:
1.
Visual Thinking
Cara
terbaik menggunakan BMC adalah dengan membuat poster berukuran besar dan
menempelkannya di dinding. Setelah itu founder dapat menggunakan sricky
note seperti post-it untuk mengisi 9
elemen. Sticky note memungkinkan group
thinking karena setiap orang dalam tim dapat berpartisipasi aktif.
2.
Iterasi dengan cepat
Iterasi
adalah proses dimana founder “keluar
dari kantor / ruangannya” dan mencoba memvalidasi idenya, kemudian kembali ke
kantor untuk memperbaiki model bisnis dan produknya
berdasarkan feedback yang didapat dari market. Dengan sifat ringkas
dan menyeluruh dari BMC, founder dapat dengan cepat melakukan iterasi
ini.
3.
Dengan cepat melihat
kaitan 9 komponen
Dengan
cara ini, tim dapat menemukan hubungan dari peluang pasar atau proposisi nilai
unik. Sehingga diharapkan tim dapat mendokumentasikan ide-ide baru sebagai
hipotesis baru untuk menguji BMC sebagai iterasi baru.
4.
Memaksa tim dengan
ringkas menyampaikan pikirannya
Tim
dipaksa menjelaskan dengan tepat dan ringkas apa yang akan mereka uji atau yang
akan mereka tindak lanjuti pada iterasi berikutnya, karena informasi-informasi
dicatat dengan pendek pada post-it.
5.
Memudahkan startup untuk
membaginya dengan partner / rekan kerja
Karena BMC disajikan
dalam bentuk poster besar dan ditempel pada dinding, maka mudah untuk berbagi
melalui foto atau mengambil poster dari dinding untuk diperlihatkan pada pihak
lain yang berkepentingan.
Keuntungan
BMC:
1) Bisa
dipakai untuk semua jenis model bisnis, seperti :travelling, restoran, hotel,
perkebunan, mining, dan sebagainya.
2) Cepat
mengetahui keseluruhan kekuatan dan kekurangan bisnis.
3) Proses
analisa kebutuhan dan profit dapat dilakukan dengan cepat.
4) Memetakan
bisnis untuk mengetahui kelemahan sejak dini dan memahami kekuatan bisnis dari
sudut pandang yang benar.
5) Pemetaan
BMC menggambarkan secara sistematis bisnis yang kemudian dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan pengembangan manajemen strategis bisnis.
Penyebab
mengapa sebuah model bisnis dapat gagal bersaing.
1.
Solving and Irrelevant
Customer Jobs atau Value Proposition yang dianggap tidak penting
oleh sebuah Customer Segments, yaitu sebuah Value
Proposition yang tidak menyelesaikan sebuah masalah pelanggan (customer
problems) meskipun Value Proposition yang telah dibuat merupakan
sebuah inovasi baru atau solusi dari sebuah permasalahan pelanggan, namun
solusi yang ditawarkan merupakan (produk atau jasa) dianggap kurang/ bahkan
tidak penting sebelumnya oleh sebuah customer segements. Contoh:
·
Segway sebuah
produk yang inovatif namun dianggap sebagai produk yang tidak menyelesaikan
sebuah customer problem.
·
Newton sebuah
produk personal assistant yang dianggap kurang penting pada waktu
pertama kali diluncurkannya.
·
Flo TV
sebuah handheld tv yang kurang dapat diterima di pasar juga merupakan
contoh dari sebuah Value Proposition yang tidak dianggap penting oleh
sebuah Customer Segments
2.
Flawed Business Model,
yaitu sebuah business model yang lemah. Lemah disini dapat diartikan
jika model bisnis yang telah dibuat ternyata membutuhkan biaya akuisisi
pelanggan lebih besar dibandingkan dengan perolehan atau omset dari pelanggan.
Meskipun Value Proposition yang ditawarkan mampu menyelesaikan
sebuah customer problem namun hasil yang diperoleh tidak dapat
menutupi biaya akusisi pelanggan yang dianggap terlampau tinggi.
Contoh:
·
Customer Acquisition Cost
> Customer Lifetime Value
·
Kodak dengan Kamera
Digital
3.
External Threats, yaitu
ancaman dari lingkungan eksternal. Adanya ancaman dari kompetitor yang mampu
menawarkan Value Proposition dengan model bisnis yang sama dengan
biaya yang lebih murah, adanya keunggulan teknologi yang tidak mampu diikuti
oleh sebuah organisasi disaat kompetitor menerapkan teknologi baru tersebut
atau mungkin karena pertimbangan konsumen yang menganggap model binis kurang
ramah terhadap lingkungan dsb.
4.
Poor Execution atau
eksekusi yang lemah, yaitu meskipun sebuah model bisnis yang telah dibuat
merupakan model bisnis yang benar namun karena kelemahan eksekusi dari model
bisnis tersebut maka sebuah model bisnis dapat saja gagal. Lemahnya tim
manajemen juga mampu menghambat dan menggagalkan sebuah model bisnis.
2.1
Kerangka
Business Model Canvas
Sebelum membuat model bisnis kanvas, kita harus
mempelajari 9 elemen penting yang mendukung kemajuan suatu bisnis.
Elemen-elemen tersebut yaitu:
1.
Customer Segments
Elemen
pertama ini membuat kita harus menentukan segmen pelanggan mana yang akan
menjadi target bisnis kita. Misalnya, suatu maskapai penerbangan mengeluarkan 2
produk untuk memenuhi kebutuhan 2 segmen pelanggan yang berbeda atau ada 2
stasiun televisi yang menyajikan 2 acara berbeda untuk memenuhi segmen
pelanggan yang berbeda.
2.
Value Propositions
Value
propositions akan membahas mengenai manfaat atau benefit apa yang akan
didapatkan para pelanggan jika memilih bisnis kita. Hal ini menjadi kesempatan
bagi kita untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang membedakan bisnis kita
dengan bisnis yang lain.
3.
Channels
Melalui
penggunaan channels yang tepat, kita baru bisa menyampaikan value propositions
kepada customer segments. Jadi, memikirkan channels juga menjadi salah satu
elemen terpenting bagi keberhasilan bisnis.
4.
Revenue Streams
Aliran
pendapatan tentu menjadi salah satu tujuan utama dari sebuah bisnis. Sehingga
elemen yang satu ini harus dikelola semaksimal mungkin untuk meningkatkan
pendapatan bisnis. Jangan sampai ada bahan baku, produk atau kinerja yang tidak
dimanfaatkan secara maksimal dan mengakibatkan kerugian pada bisnis.
5.
Customer Relationship
Elemen
yang kelima membahas bagaimana jalinan hubungan kita dengan pelanggan. Perlu
pengawasan yang ketat dan intensif agar pelanggan bisnis kita tidak mudah
berpaling ke bisnis yang lain hanya karena jalinan hubungan yang kurang baik.
6.
Key Activities
Kegiatan
apa yang harus dilakukan untuk menciptakan value prepositions yang efektif ? Hal ini tentu menjadi
pembahasan yang tak kalah penting dalam elemen key activities.
7.
Key Resources
Agar
bisa mewujukan tujuan bisnis, kita tentu harus mengelola sumber daya bisnis
tersebut semaksimal mungkin. Semua jenis sumber daya mulai dari pengelolaan
bahan baku, penataan SDM dan penataan proses operasional menjadi perhatian
dalam membuat model bisnis
8.
Key Partnership
Bisnis
yang baik tidak hanya mampu menjalin hubungan dengan para pelanggan saja.
Karena hubungan dengan pihak supplier atau tim pemasaran juga harus
diperhatikan. Tak ada salahnya menjalin hubungan baik untuk menciptakan siklus
bisnis sesuai dengan ekspektasi.
9.
Cost Structure
Elemen
terakhir yang tak kalah pentingnya dengan kedelapan elemen lainnya adalah
struktur pembiayaan bisnis. Mengelola biaya secara efisien akan membuat bisnis
yang kita jalankan menjadi lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian.
Gambar 1 Kerangka
Business Model Canvas
2.2 Merumuskan
Business Model Canvas
Business Model Canvas
dapat dirumuskan ke dalam suatu ide bisnis dengan cara memanfaatkan Bisnis
Model Canvas, diantaranya:
1.
Membangun
Relasi Konsumen
Bisnis Model Canvas (BMC) penting untuk membangun
relasi dengan konsumen. Relasi dengan konsumen penting agar konsumen kita tidak
lari ke pesaing.
2.
Meningkatkan
Penjualan
Ketika strategi marketing kita satukan melalui BMC
ini, diharapkan target penjualan tercapai. Customer Segment, Chanel,
Custome Relationship (3 blok di BMC) memiliki tujuan untuk
meningkatkan penjualan.
3.
Menghadapi
Pesaing
Hal yang tidak kalah penting ketika BMC sudah
dijalankan adalah kita akan membangun bisnis yang kokoh untuk mengahadapi
pesaing.
4.
Memastikan
bisnis berjalan
Seringkali kita bingung memulai dan menjalankan
bisnis, di BMC ini kita memasukan siapa-siapa saja yang nantinya akan mendukung
bisnis kita berjalan. BMC ini penting untuk memetakan apa saja yang dibutuhkan
agar bisnis kita tetap berjalan.
5.
Mempunyai
Sistem Bisnis
BMC ini adalah cara yang efektif untuk membuat sistem
bisnis, tujuannya membuat bisnis makin efektif dan bisa menghasilkan maksimal
meskipun kita tidak berada di bisnis kita.
2.4 Berikut
dilampirkan sembilan blok elemen dalam ide bisnis dengan BMC :
·
Customer Segments
·
Value Propositions
·
Channels
·
Customer Relationships
·
Revenue Streams
·
Key Activities
·
Key Resources
·
Key Partnerships
·
Cost Structure
1.
Customer Segments
Dalam menjalankan bisnis,
pertama-tama organisasi harus menetapkan siapa yang harus dilayani. Elemen
pertama ini membuat kita harus menentukan segmen pelanggan mana yang akan
menjadi target bisnis kita . Organisasi dapat menetapkan untuk melayani satu
atau lebih segmen. Penetapan segmen ini akan menentukan komponen-komponen lain
dalam model bisnis. Misalkan dalam sebuah restaurant terdapat 2 makanan yang
berbeda, untuk memenuhi segmen pelanggan
yang berbeda atau perusahaan farmasi membuat 2 obat untuk memenuhi kebutuhan 2
segmen pelanggan yang berbeda.
Customer Segments dari J.CO Donuts
and Coffee adalah
·
Semua umur (kecuali
batita)
·
Semua kalangan menegah
sampai keatas
·
consument yang menggemari
donuts
·
consument yang menggemari
aktivitas sosial seperti hanging out di kafe
·
consument yang menggemari
makanan dan minuman dengan brand premium
·
Remaja
·
umur 18-45 tahun kelas
menengah
2.
Value Proposition
Value propositions membahas mengenai
manfaat atau benefit apa yang akan didapatkan para pelanggan jika memilih
bisnis kita, nilai apa yang menjadi pembeda dibandingkan produk/jasa perusahaan
kita, baik yang menjadi kekuatan atau keunggulannya. Hal ini menjadi kesempatan
bagi kita untuk menjabarkan kekuatan dan keunggulan yang membedakan bisnis kita
dengan bisnis yang lain.
Value propositiom dari J.CO Donuts
and Coffee adalah
·
Brand
Jco memiliki konsep bagaimana
menciptakan merek yang simpel, elegan, mudah diingat, dan memiliki logo yang
unik.
·
Experience
Jco tidak hanya menjual donat ataupun
minuman, tapi menjual expereince dimana dapat menikmati donat dan minuman di
tempat yang nyaman untuk bersantai dan mengobrol serta produk variatif yang
selalu up to date. Seperti tagline-nya yaitu a Sharing The J.CO Way.
·
Product
donat dari Jco bentuknya
tipis,lembut, dari ukuran dan bentuknya,
donat Jco lebih cocok disebut camilan atau makanan ringan. Selain itu,
topping yang ditawarkan merupakan topping yang berbeda dari donat yang pernah ditawarkan
di Indonesia. J.CO menawarkan kopi yang berkualitas tinggi, Untuk produk J.Cool
(frozen yoghurt), J.CO memiliki rasa frozen yoghurt lebih manis dan harganya
lebih murah dengan pilihan topping yang lebih beragam.
3.
Channels
Channels menggambarkan bagaimana
sebuah perusahaan berkomunikasi untuk menyampaikan value propositions dengan
segmen pelanggannya dan menjangkau mereka untuk memberikan preposisi nilai yang
ditawarkan.
Channels dari J.CO Donuts and Coffee adalah
·
Jco memiliki 85 cabang di
Indonesia, 8 di Malaysia, 3 di Singapore, dan 2 di China
·
Web resmi Jco
·
Iklan
·
contact customer service untuk
pengaduan
·
aplikasi Go-Jek (Go-Food)
4.
Customer Relationship
Elemen yang keempat ini membahas
mengenai bagaimana jalinan hubungan kita dengan pelanggan. Perlu pengawasan
yang ketat dan intensif agar pelanggan bisnis kita tidak mudah berpaling mau
pun lebih memilih ke bisnis yang lain hanya karena etika perushaan yang
menyebabkan jalinan hubungan yang kurang baik terhadap pelanggan.
Customer Relationship dari J.CO
Donuts and Coffee adalah
Dalam membangun hubungan dengan
pelanggannya, J.CO Donuts and Coffee, memanfaatkan strategi customer
experience. Strategi marketing ini merupakan model pemasaran yang mengikuti
customer equity. Dan J.CO juga membangun hubungan dengan pelanggan dengan
mengadakan berbagai event tematik seperti mengadakan lomba untuk anak sekolah,
selain itu J.CO juga menyelenggarakan
kegiatan amal, dimana murid-murid terlibat menjual donat yang keuntungannya
disumbangkan untuk amal, dan J.CO memiliki komunitas-komunitas pencinta J.CO.
5.
Revenue Streams
Aliran pendapatan adalah salah satu
tujuan utama dari sebuah bisnis. Sehingga elemen yang satu ini harus dikelola
semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatan bisnis. Jangan sampai terjadinya
bahan baku, produk atau kinerja tidak dikelola dengan baik atau tidak maksimal
mengakibatkan kerugian pada bisnis.
Revenue Streams dari J.CO Donuts and
Coffee adalah
Selain dari donat, J.CO juga
mendapatkan pendapatan dari penjualan
produk lainnya yaitu kopi dan frozen yoghurt. Selain dari produk makanan dan
minuman, J.CO juga menjual beberapa merchandise. J.CO juga membuka gerai yang
berada di area hiburan seperti mall. Hal
tersebut turut memberikan pertambahan
pendapatan dari J.CO.
6.
Key Activities
Key Activities adalah kegiatan utama
organisasi untuk dapat menciptakan Proposisi Nilai. Kegiatan yang harus
dilakukan untuk menjalankan kegiatan yang wajib untuk jalannya perusahaan.
Key Activities dari J.CO Donuts and
Coffee adalah
·
Aktivitas membuat tepung
premix di laboratorium khusus J.Co
·
Inovasi dalam
mengeluarkan produk donat baru setiap bulannya
·
Aktivitas memberika
topping pada donat sangat penting
·
Pemilihan kopi yang baik
·
Aktivitas Quality
Assurance
·
Aktivitas CSR
·
Aktivitas CSR
·
Aktivitas proses
rekrutmen dan training
7.
Key Resources
Key Resources adalah mewujudkan
tujuan bisnis dari perusaan tersebut, dengan cara mengelola sumber daya bisnis
tersebut semaksimal mungkin. Seperti sumber daya manusia, ataupun bahan baku,
penataan SDM dan penataan proses operasional menjadi perhatian dalam membuat
model bisnis.
Key Resources dari J.CO Donuts and
Coffee adalah
·
HUman Resources
Development
·
Pegawai bagian quality
assurance
·
Store manager
·
Pekerja J.co
8.
Key partnership
adalah pihak-pihak yang bisa Anda
ajak kerjasama dengan tujuan untuk menyokong dan mengoptimalkan alokasi sumber
daya, mengurangi resiko dan ketidakpastian persaingan, serta meningkatkan
kinerja. Key partnership yang baik akan membentuk siklus bisnis yang lebih
stabil.
Key partnership dari J.CO Donuts and
Coffee adalah
·
Supllier bahan baku
-
Tepung premix yang
digunakan untuk meracik merupakan tepung yang diracik di laboratorium pusat
J.CO dan sudah berisi bahan-bahan rahasia. Untuk hal ini J.CO bekerjasama
dengan PT Kurnia Mitra Duta Sentosa (PT KMDS)
-
mengimpor coklat dari
Belgia, keju dari New Zealand, almond dari California, kopi dari Brazil,
Kolombia, Kosta Rika, Guatemala dan Indonesia dan green tea dari Jepang.
-
margarin yang sama
disetiap gerainya. Margarin ini di supplai dari PT Sinar Meadow International
Indonesia.
·
Breadtalk menjadi main
partner dari Jco, karena BreadTalk masih di bawah perusahaan Jco juga.
9.
Cost Structure
adalah struktur pembiayaan bisnis.
Misalnya seperti biaya-biaya apa saja yang harus Anda keluarkan. Sebagai
contoh, membayar biaya pegawai, biaya telepon, biaya operasional, pajak dan
lain sebagainya.
Cost Structure dari J.CO Donuts and
Coffee adalah
·
Investasi
·
fixed cost
·
variable cost
·
overhead cost
·
economic of scale
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bisnis Model Canvas ( BMC ) memiliki Sembilan elemen,
yaitu Customer Segment, Value Proposition, Channel, Customer Relationship,
Revenue Stream, Key Resources, Keya Activities, Key Partnership dan Cost
Sructure.
BMC kita dapat melihat lebih akurat bagaimana usaha
yang akan atau sedang dijalankan. Serta dengan BMC dapat memetakan suatu bisnis
lebih sederhana dan strategis.
3.2 Saran
Dengan Bisnis Model
Canvas diharapkan dapat memudahkan para pebisnis baik pemula maupun yang sudah
menjalankan dalam mengetahui aspek – aspek terpenting dalam suatu bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
·
https://studentpreneur.co/blog/bmc-101-cara-mengisi-dan-contoh-business-model-canvas-yang-benar/ pada tanggal 8 Maret 2017 pukul 07.15 WIB
·
https://bukuiwanagustian.wordpress.com/2013/03/07/apa-sih-business-model-canvas-2/ pada
tanggal 8 Maret 2017 pukul 09:10 WIB
·
http://teorisingkat.blogspot.co.id/2015/11/business-model-canvas.html pada
tanggal 8 Maret 2017 pukul 09:10 WIB
·
http://sucihanda.blogspot.com/2017/03/business-model-canvbmc-makalah-business.html Pada tanggal 2 November 2019 pukul 9:52 WIB
Komentar
Posting Komentar