Implementasi Konsep Pendidikan Menurut Para Ahli ( Michele Borba, Pavlov, Piaget, Skinner Dan Vygotsky )
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Pendidikan
seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung
banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup
memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap. Batasan tentang pendidikan yang di buat
oleh para ahli beraneka ragam, dan
kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.
Peredaan
tersebut mungkin karena orientasinya, konsep
dasar yang digunakan, aspek yang
menjadi tekanan, atau karena fahsafat
yang melandasinya. Pendidikan sebagai usaha sadar yang
sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan
sejumlah asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat
bangsa tertentu.
Dengan
wawasan pendidikan yang tepat, serta
dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi
peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program
pendidikan yang tepat wawasan itu akan memberikan prespektif yang lebih luas
terhadap pendidikan baik dalam konseptual maupun operasional.
B.
RUMUSAN MASALAH
Agar persoalan yang dikaji
dalam makalah ini dapat terarah, maka perlu dirumuskan masalahnya sebagaimana
berikut:
1.
Bagaimanakah konsep implementasi
pendidikan?
2.
Bagaimakah konsep pendidikan menurut
tokoh-tokoh pendidikan?
C.
TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan
untuk:
1.
Untuk mengetahui konsep implementasi pendidikan
2.
Untuk mengetahui konsep pendidikan menurut tokoh-tokoh pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN
- Implementasi konsep pendidikan menurut Danah zohar ( Pendidikan Sebagai pengembangan kecerdasan spiritual )
Danah
Zohar (lahir tahun 1945) adalah seorang penulis dan pembicara Amerika-Inggris mengenai
fisika, filsafat, kompleksitas, manajemen dan ilmuan bidang psikologi pendidikan. Dia mengusulkan kecerdasan spiritual sebagai
aspek kecerdasan yang berada di atas ukuran tradisional IQ dan berbagai
pengertian tentang kecerdasan emosional, pada tingkat sadar makna dan tujuan,
dan itu berasal dari sifat sistem adaptif kompleks yang hidup.
Zohar dan Marshal mendefinisikan kecerdasan
spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna
dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup dalam konteks
makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau
jalan hidup seseorang lebih bermakna dari pada yang lain.
Zohar
& Marshaall mengindikasikan tanda dari SQ yang telah berkembang dengan baik
mencangkup hal berikut:
- Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif).
- Tingkat kesadaran yang tinggi.
- Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan.
- Kemanpuan untuk menghadapi dan melampui rasa sakit.
- Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai.
- Keengganan untuk untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu.
- Kecenderungan untuk melihat ketertarikan antara berbagai hal (holistik view).
- Kecenderungan untuk bertanya untuk mencari jawaban yang mendasar.
- Bertanggung jawab untuk membawakan visi dan dan nilai yang lebih tinggi pada orang lain.
Seorang yang tinggi SQ-nya cenderung menjadi menjadi seorang
pemimpin yang penuh pengabdian - yaitu seorang yang bertanggung jawab untuk
membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang lain, ia dapat
memberikan inspirasi terhadap orang lain.
- Implementasi konsep pendidikan menurut Michele Borba ( pendidikan sebagai pengembangan kecerdasan moral )
Michele
Borba adalah sebagai psikologi juga
sebagai pendidik, salah satunya aktivitasnya sebagai dosen di San Jose State
University.
Kecerdasan
moral merupakan bagian dari manusia yang mempertajam pedoman moral manusia dan
memastikan bahwa tujuan konsisten dengan pedoman moral. Kompetensi moral
merupakan kemampuan untuk bertindak berdasarkan prinsip moral tersebut.
Sedangkan kompetensi emosional merupakan kemampuan untuk mengatur emosi kita
dan orang lain dalam situasi tuntutan moral.
Jadi
pendidikan kecerdasan moral menurut Borba bagaimana kita mengajarkan proses
pembelajaran moral supaya tetap berada di jalan yang benar dan agar selalu
bermoral dalam bertindak.
Michele Borba dalam bukunya Membangun Kecerdasan Moral memamparkan
tujuh (7) langkah utama untuk membangun kecerdasan moral seseorang, yakni:
1.
Mengembangkan
sikap empati dengan turut memahami
dan merasakan apa yang dialami orang lain secara mendalam, peka terhadap
kebutuhan orang lain, mmperlakukan orang dengan kasih sayang, dam bertindak
dengan benar dalam menyatakan pertolongan kepada orang lain.
2.
Menumbuhkan hati nurani yakni membangun moral seseorang
untuk dapat memilih jalan yang benar jalan yang bermoral sebagai fondasi bagi
perkembangan sifat jujur bertanggungjawab, dan berintegritas yang tinggi.
3.
Menumbuhkan control
diri, yakni berupaya memprioritaskan mana yang dianggap benar, berpikir matang
sebelum mengambil keputusan, sehingga memiliki sifat yang baik hati,
menghindari sifat egoistis.
4.
Membangun sikap rasa
hormat terhadap orang lain sehingga ia terarah pada cara memperlakukan orang
lain sebagaimana ia ingin diperlakukan orang lain sehingga ia senantiasa
berupaya bertindak adil, lembut, dan memperhatikan hak-hak orang lain.
5.
Menumbuhkan sikap
kebaikan hati dengan menunjukkan kepedulian terhadap orang lain melalui sikap
belas kasih sekaligus membantu orang lain yang menurutnya pantas untuk
diperdulikan.
6.
Mengembangkan sikap
toleransi dengan menghargai perbedaan kualitas dalam diri orang lain, membuka
diri terhadap pandangan dan keyakinan baru, tidak membeda-bedakan suku, gender,
mmperlakukan orang dengan baik dan penuh pengertian, menentang permusuhan
dan kekejaman, namun menghargai orang lain berdasarkan karakter mereka.
7.
Mengembangkan keadilan
dengan memperlakukan orang lain dengan baik, tidak memihak, mematuhi aturan,
bersedia berbagi, terbuka terhadap pandangan orang lain, dan memperlakukan
semua orang lain secara setara.
- Implementasi konsep pendidikan menurut Pavlov & Skinner ( pendidikan sebagai pembentukan prilaku )
·
Skinner
Burhuss
Frederic Skinner lahir pada tanggal 20 Maret 1904 di Susquehanna,
Pennsylvania. Skinner adalah seseorang yang aktif dalam berbagai
kegiatan, seperti melakukan berbagai penelitian, membimbing ratusan calon
doktor, dan menulis berbagai buku.
Konsep-konsep
yang dikemukakan oleh Skinner tentang belajar mampu mengungguli konsep-konsep
lain yang dikemukakan oleh para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep
belajar secara sederhana, namun dapat menunjukkan konsepnya tentang belajar
secara lebih komprehensif. Menurutnya, hubungan antara stimulus dan respon yang
terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan
perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh para tokoh
sebelumnya.
Ø Ada
6 asumsi yang membentuk landasan untuk kondisioning operan (Margaret E. Bell
Gredler, hlm 122). Asumsi-asumsi itu adalah sebagai berikut:
1.
Belajar itu adalah tingkah laku.
2.
Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional
berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan
kondisi-kondisi lingkungan.
3.
Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan
lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi
eksperimennya di devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah
kondisi-kondisi yang di control secara seksama.
4.
Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan
satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya
tingkah laku.
Ø Dengan
demikian beberapa prinsip belajar yang dikembangkan oleh Skinner antara lain:
o Hasil
belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat.
o Proses
belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
o Materi
pelajaran, digunakan sistem modul.
o Dalam
proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri.
o Dalam
proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Namun ini lingkungan perlu
diubah, untuk menghindari adanya hukuman.
o Tingkah
laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebagainya
o Dalam
pembelajaran, digunakan shaping.
·
Ivan
Petrovich Pavlov
Aliran
psikologi di Rusia dipelopori oleh Ivan Petrovich Pavlov, terkenal dengan
aliran behaviorisme di Rusia. Behaviorisme merupakan aliran psikologi yang
timbul sebagai perkembangan dari psikologi pada umumnya.
·
Pendapat
Pavlov tentang Belajar dan Pendidikan
Teori
belajar classical conditioning mengaplikasikan pentingnya mengkondisi stimulasi
agar terjadi respon. Dengan demikian, pengontrolan dan perlakuan stimulus jauh
lebih penting daripada pengontrolan respon. Konsep ini mengisyaratkan bahwa
proses belajar lebih mengutamakan faktor lingkungan daripada motivasi internal.
Pandangan
Pavlov tentang belajar, ia mengutamakan perilaku dan perubahan tingkah laku
organisme melalui hubungan stimulus respon (S-R). Dengan demikian, belajar
hendaknya mengkondisi stimulus agar bias menimbulkan respon. Belajar adalah
suatu perubahan tingkah laku yang terus-menerus yang timbul sebagai akibat dari
persyaratan kondisi.
Pertanyaan
guru diikuti angkatan tangan siswa, suatu pertanda siswa dapat menjawabnya.
Kondisi-kondisi tersebut diciptakan untuk memanggil suatu respon atau
tanggapan. Ahli pendidikan lain juga menyarankan bahwa panduan belajar dengan
mengkombinasikan gambar dan kata-kata dalam mempelajari bahasa, akan sangat
berguna dalam mengajar perbendaharaan kata-kata. Memasangkan kata-kata dalam
bahasa Inggris dengan kata-kata bahasa lainnya akan membantu para siswa dalam
membuat perbendaharaan kata dalam bahasa asing. Dalam pengertian yang lebih
luas misalnya memasangkan makna suatu konsep dengan pengalaman siswa
sehari-harinya akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep lainnya.
Walaupun classical conditioning terms menjadi bidang yang aktif dalam psikologi
saat ini. Sebagian para ahli telah mulai meninggalkan teori psikologi ini.
- Implementasi konsep pendidikan menurut Piaget & Vygotsky ( pendidikan sebagai pengembangan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan )
·
Jean
Piaget adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan psikolog perkembangan Swiss,
yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan teori
perkembangan kognitifnya.
·
Teori Piaget membahas kognitif atau
intelektual. Perkembangan intelektual
erat hubungannya dengan belajar, sehingga perkembangan intelektual ini dapat dijadikan landasan
untuk memahami belajar. Implikasi
teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :
a.
Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang
dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai
dengan cara berfikir anak.
b.
Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat
menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat
berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c.
Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan
baru tetapi tidak asing.
d.
Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap
perkembangannya.
e.
Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang
untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temanya.
- Lev Vygotsky adalah seorang psikolog asal Rusia yang dikenal atas kontribusinya dalam teori perkembangan anak. Salah satu hasil kerjanya yang dikenal di bidang psikologi anak adalah merumuskan konsep "zone of proximal development
- Vygotsky mengemukakan ada empat prinsip dasar kunci dalam pembelajaran, yaitu:
1) Penekanan
pada hakekat sosio-kultural pada pembelajaran (the sosiocultural
of learning),
2) Zona
perkembangan terdekat (zone of proximal development),
3) Pemagangan
kognitif (cognitive appreticeship)
4) Perancahan
(scaffolding).
- Keempat prinsip tersebut secara singkat dijelaskan berikut ini.
Ø Prinsip
pertama
Menurut
Vygotsky siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya
yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan
orang lain dalam proses pembelajaran.
Ø Prinsip
kedua
Menurut
Vygotsky dalam proses perkembangan kemampuan kognitif setiap anak memiliki apa
yang disebut zona perkembangan proksimal (zone of proximal development)
yang didefinisikan sebagai jarak atau selisih antara
tingkat perkembangan anak yang aktual dengan tingkat perkembangan
potensial yang lebih tinggi yang bisa dicapai si anak jika ia mendapat
bimbingan atau bantuan dari seseorang yang lebih dewasa atau lebih berkompeten.
Ø Prinsip
ketiga
Menurut
Vygotsky adalah pemagangan kognitif, yaitu suatu proses dimana seorang siswa
belajar setahap demi setahap akan memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan
seorang ahli. Seorang ahli bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau
teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya.
Ø Prinsip
keempat
Menurut
Vygotsky adalah perancahan atau scaffolding, merupakan satu ide
kunci yang ditemukan dari gagasan pembelajaran sosial Vygotsky. Perancahan
berarti pemberian sejumlah besar bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap
awal pembelajaran dan kemudian secara perlahan bantuan tersebut dikurangi
dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab
setelah ia mampu mengerjakan sendiri.
- Implikasi Terhadap Pendidikan
Pengaruh
karya Vygotsky terhadap dunia pengajaran
- Anak tetap dilibatkan dalam pembelajaran aktif, guru harus secara aktif mendampingi setiap kegiatan anak-anak. Dalam istilah teoritis, ini berarti anak-anak bekerja dalam zona perkembangan proksimal dan guru menyediakan scaffolding bagi anak selama melalui ZPD.
- Secara khusus Vygotsky mengemukakan bahwa disamping guru, teman sebaya juga berpengaruh penting pada perkembangan kognitif anak.berlawanan dengan pembelajaran lewat penemuan individu (individual discovery learning), kerja kelompok secara kooperatif ( cooperative groupwork) tampaknya mempercepat perkembangan anak.
- Gagasan tentang kelompok kerja kreatif ini diperluasa menjadi pengajaran pribadi oleh teman sebaya ( peer tutoring), yaitu seorang anak mengajari anak lainnya yang agak tertinggal dalam pelajaran. Foot et al. (1990) menjelaskan keberhasilan pengajaran oleh teman sebaya ini dengan menggunakan teori Vygotsky. Satu anak bisa lebih efektif membimbing anak lainnya melewati ZPD karena mereka sendiri baru saja melewati tahap itu sehingga bis adengan mudah melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak lain dan menyediakan scaffolding yang sesuai.
- Implementasi konsep pendidikan menurut Jhon dewey ( pendidikan sebagai sikap demokratis )
John
Dewey adalah seorang filsuf dari Amerika Serikat, yang termasuk Mazhab
Pragmatisme. Selain sebagai filsuf, Dewey juga dikenal sebagai kritikus sosial
dan pemikir dalam bidang pendidikan. Dewey dilahirkan di Burlington pada tahun
1859
Konsep
Pendidikan John Dewey Menurut Dewey, pendidikan merupakan
all one with growing ; it has no end beyond
it self, sehingga tidak akan pernah permanen tapi selalu evolutif. Selain
selalu on going process, Model
pendidikan partisipatif bertumpu pada nilai-nilai demokratis, partisipasi, pluralisme dan
liberalisme. Sehingga di Amerika yang merupakan penganut filsafat Dewey,
falsafah pendi-dikannya lebih mementingkan kebebasan indidu.11 Karenanya setiap individu dibimbing untuk
mencapai kejayaan yang setinggi-tingginya dalam ilmu pengetahuan dan kekayaan
yang membawanya kesenangan hidup.
Fungsi
pendidikan lebih sebagai fasilitator yang memberikan ruang seluas-luasnya bagi
peserta didik untuk berekspresi, berdialog, berdiskusi, berpikir, berkeinginan
dan bertujuan. Selain itu peserta didik juga harus diberikan kebebasan dalam
menentukan suatu kebenaran yang diperoleh melalui hasil pengalaman dan
eksperimen. Pendidik tidak bisa memaksakan kebenaran sepihak kepada peserta
didik tanpa terlebih dahulu dilakukan eksperimen atau observasi oleh peseta
didik. Sehingga kebenaran yang dihasilkan benar-benar berdasarkan kesepakatan
dari peserta didik. mengaktifkan peserta didik pada proses pembelajaran yang
berlangsung. Siswa dituntut untuk dapat mengembangkan kecerdasan emosional,
keterampilan, kreatifitas. Dengan cara melibatkan siswa secara langsung ke
dalam proses belajar. Sehingga nantinya peserta didik dapat secara mandiri
mencari problem solving dari masalah yang ia hadapi
Pola pemikiran Dewey tentang
pendidikan sejalan dengan konsepsi instrumentalisme yang dibangunnya, dimana
konsep-konsep dasar pengalaman (experience), pertumbuhan (growth), eksperimen
(experiment), dan transaksi (transaction) memiliki kedekatan yang akrab,
sehingga Dewey mendeskrip-sikan filosofi sebagai teori umum pendidikan dan
pendidikan sebagai laboran yang di dalamnya perbedaan-perbedaan filosofis
menjadi kongkrit dan diuji. Pendidikan dan filosofi saling membutuhkan satu
sama lain; dimana tanpa filosofi, pendidikan kering akan arahan inteligensi.
Sebaliknya, tanpa pendidikan, filosofi kehilangan implementasi praktis dan
menjadi mandul. Pengalaman merupakan basis dari keduanya, dimana pendidikan
didefinisikan sebagai rekonstruksi dan reorganisasi dari pengalaman yang
memberi tambahan pada arti pengalaman, dan yang meningkatkan kemampuan untuk
mengarahkan pengalaman berikutnya.
Bab IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidkan merupakan syarat
mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat manusia yang
dimilikinya. Dan untuk bisa bersosialisasi antar sesama manusia inilah manusia
perlu pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak sekali ragamnya dengan
definisi yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya. Yang terpenting dari
semua itu adalah bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara sadar, mempunyai
tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik.
Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti
bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada
bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Sistem pendidikan yang
dikembangkan di suatu negara hendaknya dapat menjadi wadah yang mantap dan
stabil yang member kesempatan dan peluang yang sebesar-besarnya bagi
penyelenggaraan pembelajaran yang dapat mengembangkan isi (ilmu pengetahuan dan
teknologi) yang seluas-luasnya kepada warga negaranya yang punya hak untuk
memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
B.
Saran
Pendidikan di Indonesia
harus diarahkan pada peningkatan kualitas kemampuan intelektual dan profesional
serta sikap, kepribadian dan moral. Dengan kemampuan dan sikap manusia
Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat
Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia.
DAFTAR PUSTAKA
- Sites google, 2017, TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK, (https://sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-behavioristik ), 17 oct 2017
- Membumikan pendidikan, 2015, Teori Behaviorisme dalam Perspektif B. F. Skinner, (http://www.membumikanpendidikan.com/2015/01/teori-behaviorisme-dalam-perspektif-b-f.html), 17 Oct 2015
- Rostitawati, Tita. KONSEP PENDIDIKAN JOHN DEWEY. IAIN Sultan Amai Gorontalo: Gorontalo
- Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Mediatama: Yogyakarta.
- Setyamidjaja, Djoehana. 2002. Landasan Ilmu Pendidikan. Universitas Pakuan Bogor: Bogor.
- Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. 2009. Landasan Pendidikan. Rajawali Pers: Jakarta.
- Catatantanti, 2012, TEORI BELAJAR THORNDIKE, PAVLOP DAN SKINNER, (http://catatantanti.blogspot.co.id/2012/08/teori-belajar-thorndike-pavlop-dan.html ), Sabtu, 04 Agustus 2012
Komentar
Posting Komentar